A.
Konsep
Strategi Pembelajaran Ekspositori
Menurut Wina (2006:179) strategi pembelajaran ekspositori
adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. Menurut Roy Killen dalam Wina
(2006:179),
menanamkan strategi ini sebagai istilah strategi pembelajaran langsung (Direct
Introduction). Mengapa demikian?
Karena materi pembelajaran tersebut
langsung disampaikan guru kepada siswa.
Strategi pembelajaran ekspositori
dapat dikatakan efektif manakala:
1.
Guru yang menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya
dengan yang harus dipelajari siswa.
2.
Apabila guru menginginkan siswa mempunyia model intelektual
tertentu misalnya agar siswa dapat mengingat bahan pelajaran dapat
mengungkapkan bila diperlukan kembali
3.
Jika ingin membangkitkan pengetahuan siswa tentang topik tertentu jadi materi pelajaran
bersifat pancingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
4.
Guru menginginkan untuk mendemontrasikan suatu teknik atau
prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.
5.
Apabila seluruh siswa memilki tingkat kesulitan yang sama
sehingga guru perlu menjelaskna untuk seluruh siswa.
6.
Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi
yang berpusat pada siswa misalnya tidak ada sarana dan prasarana yang
dibutuhkan.
7.
Jika guru tidak memilki waktu yang cukup untuk
menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.
B.
Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi
Pembelajaran Ekspositori
Adapun prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran
ekspositori menurut Wina (2006:181) yaitu sebagai berikut:
1.
Berorientasi pada tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama
dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak
berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Sebelum strategi
diterapkan oleh guru maka guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara
jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya tujuan pembelajaran harus dirumuskan
dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi
yang harus dicapai siswa. Strategi pembelaran ekspositori tidak akan mungkin
mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi misalnya kemampuan untuk
menganalisis, mengintesis, mengevaluasi sesuatu namun tidak berarti tujuan
kemampuan taraf rendah. Justru tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam
menggunakan strategi ekspositori.
2.
Prinsip Komunikasi
Proses pembelajran
dapat dikatakan sebagai proses komunikasi yang merujuk pada proses penyampaian
pesan dari seseorang kepada seseorang atau sekelompok orang. Pesan yang
disampaikan adalah materi pembelajaran yang diorganisir dan disusun
sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru
berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa sebagai penerima pesan.
Dalam komunikasi selalu terjadi pemindahan pesan informasi dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif jika pesan dapat ditangkap oleh penerima pesan secra utuh. Dan jika pesan tersebut tidak diterima dengan baik maka sistem komunikasi tersebut tidak efektif. Kesulitan menangkap pesan disebabkan oleh gangguan yang menghambat kelancaran komunikasi sehingga siswa tidak dapat menerima pesan yang ingin disampaikan. Strategi ekspositori menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi sangat penting untuk diperhatikan.
Dalam komunikasi selalu terjadi pemindahan pesan informasi dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif jika pesan dapat ditangkap oleh penerima pesan secra utuh. Dan jika pesan tersebut tidak diterima dengan baik maka sistem komunikasi tersebut tidak efektif. Kesulitan menangkap pesan disebabkan oleh gangguan yang menghambat kelancaran komunikasi sehingga siswa tidak dapat menerima pesan yang ingin disampaikan. Strategi ekspositori menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi sangat penting untuk diperhatikan.
3.
Prinsip Kesiapan
Kesiapan
merupakan salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajara adalah setiap
individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya
sudah memiliki kesiapan dan tidak mungkin merespon jika tidak memiliki
kesiapan. Agar siswa dapat menerima pesan informasi sebagai stimulus yang kita
berikan, kita harus memposisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik
maupun psikis untuk menerima pelajaran. Oleh karena itu sebelum menyampaikan
informasi kita yakinkan
apakah dalam otak anak sudah tersedia file yang sesuai dengan jenis informasi
yang akan kita sampaikan atau belum. Jika belum, maka kita sediakan dahulu file yang dapat menampung setiap informasi
yang kita berikan.
4.
Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong
siswa untuk mau mempelajari meteri pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan
berlangsung pada saat itu saja tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori
berhasil jika melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan sehingga mendorong untuk mencari dan menemukan sendiri melalui proses belajar mandiri.
C.
Prosedur Pelaksanaan Strategi
Ekspositori
Menurut Wina (2006:183) prosedur pelaksanaan strategi
ekspositori meliputi:
1.
Rumuskan Tujuan yang Ingin Dicapai
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai merupakan langkah
pertama yang harus dipersiapkan guru. Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya
dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang spesifik dan berorientasi dari hasil
belajar. Pembelajaran dengan cara ceramah menyebabkan guru terlena dengan
pembahasan yang dilakukan sehingga materi pelajaran melebar, tidak focus pada
permasalahan dengan rumusan tujuan yang jelas maka tujuan yang harus dicapai
akan menjadi factor yang mengikat bagi guru dalam menyampaikan bahan pelajaran.
2.
Kuasai Materi dengan Baik
Penguasaan materi dengan baik merupakan
syarat mutlak penggunaan strategi ekspositori. Penguasaan materi yang sempurna
akan membuat kepercayaan diri guru meningkat sehingga guru akan mudah mengelola
kelas, ia akan bebeas bergerak, berani menatap siswa, tidak takut dengan
prilaku siswa yang mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Agar guru dapat
menguasai materi pelajaran maka yang dilakukan yaitu:
a.
pelajari sumber belajar yang muktahir
b.
persiapkan masalah-masalah yang mungkin muncul dengan cara
menganalisis materi pelajaran dengan detail
c.
buat garis besar materi yang disampaikan untuk memandu dalam
penyajian
3.
Kenali Medan dan Berbagai Hal yang dapat Mempengaruhi Proses
Penyampaian
Mengenali lapangan atau medan merupakan hal penting dalam
persiapan. Pengenalan medan yang baik memungkinkan guru untuk mnegantisipasi
kemungkinan yang mengganggu penyajian materi pelajaran. Hal-hal yang
berhubungan dengan medan yang harus dikenali yaitu:
a.
Latar belakang audiens/ siswa yang akan menerima materi
misalnya kemampuan dasar, pengalaman belajar sesuai dengan materi, minat dan
gaya belajar siswa.
b.
Kondisi ruangan baik ruangan baik luasnya atau besarnya
ruangan, pencahayaan, posisi tempat duduk, kelengkapan ruangan. Pemahaman
kondisi ruangan diperlukan untuk mengatur tempat duduk dan menempatkan media
yang digunakan.
D.
Langkah-langkah dalam Penerapan Srategi Ekspositori
Menurut Wina (2006 :185) langkah-langkah dalam penerapan srategi ekspositori yaitu:
1.
Persiapan (Preparation)
Dalam strattegi ekspositori langkah persiapan sangat penting. Keberhasilan pembelajaran sangat
tergantung dari langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan
persiapan yaitu:
a.
Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
b.
Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
c.
Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
d.
Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
Beberapa hal yang harus dilakukan
dalam langkah persiapan yaitu:
a.
Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang
negative
Memberikan sugesti yang positif akan dapat membangkitkan kekuatan pada siswa untuk menembus rintangan dalam belajar. Sebaliknya sugesti yang negative dapat mematikan semangat belajar.
Memberikan sugesti yang positif akan dapat membangkitkan kekuatan pada siswa untuk menembus rintangan dalam belajar. Sebaliknya sugesti yang negative dapat mematikan semangat belajar.
b.
Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai
Mengemukakan tujuan sangat pentinga rtinya dalam setiap proses belajar mengajar. Dengan mengumukakan tujuan, siswa akan paham dengan apa yang harus mereka kuasai serta mau dibawa kemana mereka. Dengan demikian tujuan merupakan pengikat baik bagi guru maupun siswa
Mengemukakan tujuan sangat pentinga rtinya dalam setiap proses belajar mengajar. Dengan mengumukakan tujuan, siswa akan paham dengan apa yang harus mereka kuasai serta mau dibawa kemana mereka. Dengan demikian tujuan merupakan pengikat baik bagi guru maupun siswa
c.
Bukakan file dalam otak siswa Seperti halnya sebuah computer, data
akan tersimpan jika sudah tersedia filenya. Begitu juga otak manusia, materi
pelajaran akan ditangkap dan disimpan dalam memori jika sudah tersedia file
yang sesuai. Sebelum kita menyampaikan materi pelajaran sebaiknya terlebih dahulu
kita harus membuka file dalam otak siswa agar materi bisa cepat ditangkap.
2.
Penyajian (Presentation)
Dalam penyajian, bagaimana agar
materi yang kita sampaikan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penyajian yaitu:
a.
Penggunaan bahasa
Penggunaan bahasa merupakan aspek
yang sangat berpengaruh untuk keberhasilan presentasi. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam penggunaan bahasa:
1)
Bahasa yang dipakai harus dipahami dan komunikatif agar mudah
dipahami
2)
Dalam penggunaan bahasa harus memperhatikan tingkat
perkembangan siswa. Misalnya penggunaan bahasa untuk SD berbeda dengan
mahasiswa.
b.
Intonasi suara
Intonasi suara adalah pengaturan
suara agar sesuai dengan pesan yang disampaikan. Guru yang baik akan memahami
kapan ia harus meninggikan dan melemahkan suara. Pengaturan suara akan membuat
perhatian siswa terkontrol.
c.
Menjaga kontak mata dengan siswa
Dalam proses penyajian materi
pelajaran, kontak mata merupakan hal penting untuk membuat siswa tetap
memperhatikan pelajaran. Melalui kontak mata , siswa bukan hanya merasa
dihargai tetapi juga seakan-akan diajak terlibat dalam proses penyajian.
Pandanglah siswa secar bergiliran, jangan biarkan pandangan tertuju pada
hal-hal di luar materi.
d.
Menggunakan joke-joke yang menyegarkan
Menggunakan joke adalah kemampuan
guru untuk menjaga kelas agar tetap hidup dan segar melalui penggunaan kalimat
atau bahasa yang lucu. Guru dapat memunculkan joke bila dirasakan siswa sudah
kehilangan konsentrasi yang bisa dilihat dari cara mereka duduk tidak
tenang, cara mereka memandang atau gejala-gejala prilaku tertentu misalnya
misalnya memainkan alat tulis atau mengetuk-ngetuk meja.
3.
Korelasi (Corelation)
Langkah korelasi adalah langkah
menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa dengan hal-hal lain yang
memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitan dengan struktur pengetahuan yang
dimiliki. Langkah korelasi dilakukan untuk memberi makna terhadap materi
pelajaran. Sering terjadi dalam suatu pembelajaran dari guru dimana ia tidak dapat
menangkap makna materi yang ia ajarkan.
4.
Menyimpulkan (Generalitation)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk
memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan
dalam strategi pembelajaran strategi ekspositori yaitu mengambil inti sari dari
proses penyajian. Menyimpulkan berarti memberikian keyakinan kepada siswa
tentang kebenaran suatu paparan sehingga siswa tidak ragu. Menyimpulkan bisa
dilakuakan dengan cara:
a.
Mengulang kembali inti materi menjadi pokok persoalan.
b.
Cara memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi
yang telah disajikan.
c.
Cara maping melalui
pemetaan keterkaitan antar materi pokok-pokok materi.
5.
Mengaplikasikan (Aplication)
Langkah aplikasi adalah langkah
unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini
sangat penting sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi
tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran. Teknik yang digunakan
adalah:
a.
Dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah
disajikan.
b.
Dengan meberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang
telah disajikan.
E. Keunggulan dan
Kelemahan Strategi Ekspositori
1. Keunggulan
a.
Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pelajaran
dengan demikian ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang
disampikan.
b.
Merupakan strategi pembelajaran yang sangat efektif apabila
materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang
dimiliki belajar sangat terbatas
c.
Bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang
besar.
2. Kelemahan
a. Hanya bisa digunakan untuk siswa
yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
b. Tidak bisa melayani perbedaan
individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat bakat serta perbedaan
gaya belajar.
c. Sulit mnegembangkan kemampuan siswa
dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan
berpikir klinis.
d. Keberhasilan strategi ini tergantung
dengan guru.
e. Gaya komunikasi yang satu arah
menyebabkan kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi
pembelajaran terbatas dan juga bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki
siswa terbatas dengan apa yang diberikan olah guru.
STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
A.
Konsep Dasar SPI
Metode pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari
dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa
dalam metode ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Menurut Wina (2006:196) metode pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru
dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic,
yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
Ciri-ciri strategi pembelajaran inkuiri
1.
Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan.
2.
Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk
mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
3.
Tujuan dari penggunaan metode pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
B.
Prinsip Penggunaan Strategi
Pembelajaran Inkuiri
Beberapa Prinsip dari metode pembelajaran Inkuiri menurut
Wina (2006:199) yaitu :
1.
Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan
kemampuan berpikir. Dengan demikian, metode pembelajaran ini selain
berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu,
kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi, akan
tetapi sejauh mana siswa berkriativitas mencari dan menemukan sesuatu.
2.
Prinsip Interaksi
Proses
pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa
maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan
lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru buka
sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur
interaksi itu sendiri.
3.
Prinsip Bertanya
Peran guru
yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru sebagai
penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya
sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
4.
Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat
sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think),
yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah
pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5.
Prinsip Keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan.
Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan
kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan
nalarnya.Pembelajaran
yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai
hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan
ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan
secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
C.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Menurut Wina
(2006:201) langkah-langkah pelaksanaan
SPI sebagai
berikut:
1.
Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau
iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan masalah.
2.
Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah
membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan
teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji
disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat.
3.
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara
dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara,
hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang
perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga
hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir
logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki
serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang
mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4.
Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas
menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5.
Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses
menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi
yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang
terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
6.
Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
D.
Kesulitan-kesulitan
Implementasi SPI
Pertama, SPI merukan
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses berfikir yang bersandarkan
kepada dua sayap yang sama pentingnya, yaitu proses belajar dan hasil belajar.
Selama ini guru sudah terbiasa dengan pola pembelajaran sebagai proses
menyampaikan informasi yang lebih menekankan kepada hasil belajar, banyak
merasa keberatan untuk mengubah pola pembelajarannya. Bahkan ada guru yang
menganggap SPI sebagai strategi yang tidak mungkin dapat diterapkan karena
tidak sesuai dengan budaya dan sistem pendidikan di Indonesia. Memang, untuk
mengubah suatu kebiasaan bukanlah pekerjaan mudah, apalagi sifat guru yang
cenderung konvensional, sulit untuk menerima pembaharuan.
Kedua, sejak lama tertanam budaya belajar siswa bahwa
belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari guru, dengan
demikian bagi mereka guru adalah sumber belajar yang utama. Karena budaya
belajar semacam itu sudah terbentuk dan menjadi kebiasaan, maka akan sulit
mengubah pola belajar mereka dengan menjadikan belajar sebagai proses berfikir.
Mereka akan sulit manakala diajak memecahkan suatu persoalan. Mereka akan sulit
manakala disuruh untuk bertanya. Demikian juga dalam menjawab pertanyaan. Mereka
akan mengalami kesulitan untuk menjawab setiap pertanyaan, walaupunpertanyaan
itu sangat sederhana. Biasanya siswa memerlukan waktu yang cukup lama untuk
merumuskan jawaban dari suatu pertanyaan.
Ketiga, berhubungan dengan sistem pendidikan kita yang dianggap
tidak konsisten. Misalnya, sistem pendidikan menganjurkan bahwa proses
pembelajaran sebaiknya menggunakan pola pembelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berfikir melalui pendekatan student
active earning (CBSA), atau melalui anjuran penggunaan kurikulum berbasis
kompetensi (KBK), namun dilain pihak sistem evalusi yang masih digunakan
misalnya sistem ujian akhir nasional (UAN) berorientasipada pengembangan aspek
kognitif. Tentu saja hal ini akan menambah kebingungan guru sebagai pelaksana
di lapangan. Apakah guru itu akan melaksanakan pola pembelajaran dengan
menggunakan inkuiri sebagai strategi pembelajaran yang menekankan pada proses
belajar, atau akan mengembangkan pola pembelajaran yang diarahkan agar siswa
dapat mengerjakan atau menjawab soal-soal hafalan.
E.
Keunggulan dan Kelemahan Metode
Pembelajaran Inkuiri
Keunggulan metode pembelajaran inkuiri, diantaranya :
a. Metode ini merupakan metode
pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui metode ini dianggap
lebih bermakna.
b.
Metode ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka.
c.
Metode ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d. Keuntungan lain adalah strategi
pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di
samping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai kelemahan, di
antaranya:
a.
Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b.
Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c.
Memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit
menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://iceteazegeg.wordpress.com/2010/09/10/strategi-pembelajaran-ekspositori/ diakses pada 12 maret 2014
Sanjaya, Wina. 2007. Srategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana: Jakarta.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar