Welcome To My Blog Nila Andriani

Minggu, 01 Februari 2015

STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

A.           Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori
Menurut Wina (2006:179) strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. Menurut Roy Killen dalam Wina (2006:179), menanamkan strategi ini sebagai istilah strategi pembelajaran langsung (Direct Introduction). Mengapa demikian? Karena materi pembelajaran tersebut langsung disampaikan guru kepada siswa.
Strategi pembelajaran ekspositori dapat dikatakan efektif manakala:
1.    Guru yang menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang harus  dipelajari siswa.
2.    Apabila guru menginginkan siswa mempunyia model intelektual tertentu misalnya agar siswa dapat mengingat bahan pelajaran dapat mengungkapkan bila diperlukan kembali
3.    Jika ingin membangkitkan pengetahuan siswa tentang topik tertentu jadi materi pelajaran bersifat pancingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
4.    Guru menginginkan untuk mendemontrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.
5.    Apabila seluruh siswa memilki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskna untuk seluruh siswa.
6.    Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada siswa misalnya tidak ada sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
7.     Jika guru tidak memilki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.


B.            Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Adapun prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori menurut Wina (2006:181) yaitu sebagai berikut:
1.    Berorientasi pada tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Sebelum strategi diterapkan oleh guru maka guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai siswa. Strategi pembelaran ekspositori tidak akan mungkin mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi misalnya kemampuan untuk menganalisis, mengintesis, mengevaluasi sesuatu namun tidak berarti tujuan kemampuan taraf rendah. Justru tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi ekspositori.
2.    Prinsip Komunikasi
Proses pembelajran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi yang merujuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang kepada seseorang atau sekelompok orang. Pesan yang disampaikan  adalah materi pembelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa sebagai penerima pesan.
Dalam komunikasi selalu terjadi pemindahan pesan informasi dari sumber pesan ke penerima pesan. S
istem komunikasi dikatakan efektif jika pesan dapat ditangkap oleh penerima pesan secra utuh. Dan jika pesan tersebut tidak diterima dengan baik maka sistem komunikasi tersebut tidak efektif. Kesulitan menangkap pesan disebabkan oleh gangguan yang menghambat kelancaran komunikasi sehingga siswa tidak dapat menerima pesan yang ingin disampaikan. Strategi ekspositori menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi sangat penting untuk diperhatikan.
3.    Prinsip Kesiapan
Kesiapan merupakan salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajara adalah setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan dan tidak mungkin merespon jika tidak memiliki kesiapan. Agar siswa dapat menerima pesan informasi sebagai stimulus yang kita berikan, kita harus memposisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Oleh karena itu sebelum menyampaikan informasi kita yakinkan apakah dalam otak anak sudah tersedia file yang sesuai dengan jenis informasi yang akan kita sampaikan atau belum. Jika belum, maka kita sediakan dahulu file yang dapat menampung setiap informasi yang kita berikan.
4.    Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus  dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari meteri pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan berlangsung pada saat itu saja tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori berhasil jika melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan sehingga mendorong untuk mencari dan menemukan sendiri melalui proses belajar mandiri.

C.           Prosedur Pelaksanaan Strategi Ekspositori
Menurut Wina (2006:183) prosedur pelaksanaan strategi ekspositori meliputi:
1.    Rumuskan Tujuan yang Ingin Dicapai
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai merupakan langkah pertama yang harus dipersiapkan guru. Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang spesifik dan berorientasi dari hasil belajar. Pembelajaran dengan cara ceramah menyebabkan guru terlena dengan pembahasan yang dilakukan sehingga materi pelajaran melebar, tidak focus pada permasalahan dengan rumusan tujuan yang jelas maka tujuan yang harus dicapai akan menjadi factor yang mengikat bagi guru dalam menyampaikan bahan pelajaran.
2.    Kuasai Materi dengan Baik
     Penguasaan materi dengan baik merupakan syarat mutlak penggunaan strategi ekspositori. Penguasaan materi yang sempurna akan membuat kepercayaan diri guru meningkat sehingga guru akan mudah mengelola kelas, ia akan bebeas bergerak, berani menatap siswa, tidak takut dengan prilaku siswa yang mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Agar guru dapat menguasai materi pelajaran maka yang dilakukan yaitu:
a.    pelajari sumber belajar yang muktahir
b.    persiapkan masalah-masalah yang mungkin muncul dengan cara menganalisis materi pelajaran dengan detail
c.    buat garis besar materi yang disampaikan untuk memandu dalam penyajian
3.    Kenali Medan dan Berbagai Hal yang dapat Mempengaruhi Proses Penyampaian
Mengenali lapangan atau medan merupakan hal penting dalam persiapan. Pengenalan medan yang baik memungkinkan guru untuk mnegantisipasi kemungkinan yang mengganggu penyajian materi pelajaran. Hal-hal yang berhubungan dengan medan yang harus dikenali yaitu:
a.    Latar belakang audiens/ siswa yang akan menerima materi misalnya kemampuan dasar, pengalaman belajar sesuai dengan materi, minat dan gaya belajar siswa.
b.    Kondisi ruangan baik ruangan baik luasnya atau besarnya ruangan, pencahayaan, posisi tempat duduk, kelengkapan ruangan. Pemahaman kondisi ruangan diperlukan untuk mengatur tempat duduk dan menempatkan media yang digunakan.



D.           Langkah-langkah  dalam Penerapan Srategi Ekspositori
Menurut Wina (2006 :185) langkah-langkah  dalam penerapan srategi ekspositori yaitu:
1.    Persiapan (Preparation)
Dalam strattegi ekspositori langkah persiapan sangat penting. Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung dari langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan yaitu:
a.     Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
b.    Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
c.     Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
d.    Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan yaitu:
a.    Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negative
Memberikan sugesti yang positif akan dapat membangkitkan kekuatan pada siswa untuk menembus rintangan dalam belajar. Sebaliknya sugesti yang negative dapat mematikan semangat belajar
.
b.    Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai
Mengemukakan tujuan sangat pentinga rtinya dalam setiap proses belajar mengajar. Dengan mengumukakan tujuan, siswa akan paham dengan apa yang harus mereka kuasai serta mau dibawa kemana mereka. Dengan demikian tujuan merupakan pengikat baik bagi guru maupun siswa
c.    Bukakan file dalam otak siswa Seperti halnya sebuah computer, data akan tersimpan jika sudah tersedia filenya. Begitu juga otak manusia, materi pelajaran akan ditangkap dan disimpan dalam memori jika sudah tersedia file yang sesuai. Sebelum kita menyampaikan materi pelajaran sebaiknya terlebih dahulu kita harus membuka file dalam otak siswa agar materi bisa cepat ditangkap.


2.             Penyajian (Presentation)
Dalam penyajian, bagaimana agar materi yang kita sampaikan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian yaitu:
a.             Penggunaan bahasa
Penggunaan bahasa merupakan aspek yang sangat berpengaruh untuk keberhasilan presentasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa:
1)             Bahasa yang dipakai harus dipahami dan komunikatif agar mudah dipahami
2)             Dalam penggunaan bahasa harus memperhatikan tingkat perkembangan siswa. Misalnya penggunaan bahasa untuk SD berbeda dengan mahasiswa.
b.             Intonasi suara
Intonasi suara adalah pengaturan suara agar sesuai dengan pesan yang disampaikan. Guru yang baik akan memahami kapan ia harus meninggikan dan melemahkan suara. Pengaturan suara akan membuat perhatian siswa terkontrol.
c.             Menjaga kontak mata dengan siswa
Dalam proses penyajian materi pelajaran, kontak mata merupakan hal penting untuk membuat siswa tetap memperhatikan pelajaran. Melalui kontak mata , siswa bukan hanya merasa dihargai tetapi juga seakan-akan diajak terlibat dalam proses penyajian. Pandanglah siswa secar bergiliran, jangan biarkan pandangan tertuju pada hal-hal di luar materi.
d.            Menggunakan joke-joke yang menyegarkan
Menggunakan joke adalah kemampuan guru untuk menjaga kelas agar tetap hidup dan segar melalui penggunaan kalimat atau bahasa yang lucu. Guru dapat memunculkan joke bila dirasakan siswa sudah kehilangan konsentrasi yang bisa dilihat dari cara mereka  duduk tidak tenang, cara mereka memandang atau gejala-gejala prilaku tertentu misalnya misalnya memainkan alat tulis atau mengetuk-ngetuk meja.
3.             Korelasi (Corelation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitan dengan struktur pengetahuan yang dimiliki. Langkah korelasi dilakukan untuk memberi makna terhadap materi pelajaran. Sering terjadi dalam suatu pembelajaran dari guru dimana ia tidak dapat menangkap makna materi yang ia ajarkan.
4.             Menyimpulkan (Generalitation)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan dalam strategi pembelajaran strategi ekspositori yaitu mengambil inti sari dari proses penyajian. Menyimpulkan berarti memberikian keyakinan kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan sehingga siswa tidak ragu. Menyimpulkan bisa dilakuakan dengan cara:
a.             Mengulang kembali inti materi menjadi pokok persoalan.
b.             Cara memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang telah disajikan.
c.             Cara maping melalui pemetaan keterkaitan antar materi pokok-pokok materi.
5.             Mengaplikasikan (Aplication)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini sangat penting sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran. Teknik yang digunakan adalah:
a.             Dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan.
b.             Dengan meberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
E.    Keunggulan dan Kelemahan Strategi Ekspositori
1. Keunggulan
a.    Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pelajaran dengan demikian ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampikan.
b.    Merupakan strategi pembelajaran yang sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki belajar sangat terbatas
c.    Bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

2.      Kelemahan
a. Hanya bisa digunakan untuk siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
b. Tidak bisa melayani perbedaan individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat bakat serta perbedaan gaya belajar.
c. Sulit mnegembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir klinis.
d. Keberhasilan strategi ini tergantung dengan guru.
e. Gaya komunikasi yang satu arah menyebabkan kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran terbatas dan juga bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa terbatas dengan apa yang diberikan olah guru.






STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

A.           Konsep Dasar SPI
Metode pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam metode ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Menurut Wina (2006:196) metode pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
Ciri-ciri strategi pembelajaran inkuiri
1.             Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan.
2.             Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
3.             Tujuan dari penggunaan metode pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

B.            Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Beberapa Prinsip dari metode pembelajaran Inkuiri menurut Wina (2006:199)  yaitu :
1.             Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, metode pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi, akan tetapi sejauh mana siswa berkriativitas mencari dan menemukan sesuatu.
2.             Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru buka sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3.             Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
4.             Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5.             Prinsip Keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

C.           Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Menurut Wina (2006:201) langkah-langkah pelaksanaan SPI sebagai berikut:
1.             Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.
2.             Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.
3.             Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.


4.             Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5.             Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
6.             Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

D.           Kesulitan-kesulitan Implementasi SPI
Pertama, SPI merukan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses berfikir yang bersandarkan kepada dua sayap yang sama pentingnya, yaitu proses belajar dan hasil belajar. Selama ini guru sudah terbiasa dengan pola pembelajaran sebagai proses menyampaikan informasi yang lebih menekankan kepada hasil belajar, banyak merasa keberatan untuk mengubah pola pembelajarannya. Bahkan ada guru yang menganggap SPI sebagai strategi yang tidak mungkin dapat diterapkan karena tidak sesuai dengan budaya dan sistem pendidikan di Indonesia. Memang, untuk mengubah suatu kebiasaan bukanlah pekerjaan mudah, apalagi sifat guru yang cenderung konvensional, sulit untuk menerima pembaharuan.
Kedua, sejak lama tertanam budaya belajar siswa bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari guru, dengan demikian bagi mereka guru adalah sumber belajar yang utama. Karena budaya belajar semacam itu sudah terbentuk dan menjadi kebiasaan, maka akan sulit mengubah pola belajar mereka dengan menjadikan belajar sebagai proses berfikir. Mereka akan sulit manakala diajak memecahkan suatu persoalan. Mereka akan sulit manakala disuruh untuk bertanya. Demikian juga dalam menjawab pertanyaan. Mereka akan mengalami kesulitan untuk menjawab setiap pertanyaan, walaupunpertanyaan itu sangat sederhana. Biasanya siswa memerlukan waktu yang cukup lama untuk merumuskan jawaban dari suatu pertanyaan.
Ketiga, berhubungan dengan sistem pendidikan kita yang dianggap tidak konsisten. Misalnya, sistem pendidikan menganjurkan bahwa proses pembelajaran sebaiknya menggunakan pola pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir melalui pendekatan student active earning (CBSA), atau melalui anjuran penggunaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK), namun dilain pihak sistem evalusi yang masih digunakan misalnya sistem ujian akhir nasional (UAN) berorientasipada pengembangan aspek kognitif. Tentu saja hal ini akan menambah kebingungan guru sebagai pelaksana di lapangan. Apakah guru itu akan melaksanakan pola pembelajaran dengan menggunakan inkuiri sebagai strategi pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, atau akan mengembangkan pola pembelajaran yang diarahkan agar siswa dapat mengerjakan atau menjawab soal-soal hafalan.

E.            Keunggulan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Inkuiri
Keunggulan metode pembelajaran inkuiri, diantaranya :
a.       Metode ini merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui metode ini dianggap lebih bermakna.
b.       Metode ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c.       Metode ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d.      Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
a.              Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b.             Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c.              Memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.


DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. 2007. Srategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana: Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar